Tok tok tok… kintaaa!!!!!!!!!!
Kintaaa. Kintaaa !!!!!!!!!!
Berulang kali ku dengar seseorang memanggilku dan mengetuk
pintuku dengan kerasnya.
Suaranya samar , mungkin karena aku masih berada dibawah
alam bawa sadarku, aku begitu berat membuka kedua mataku untuk beranjak membuka
pintu kamar.
Sekali lagi terdengar, “RATU KINTARA LEVANA !!!!!!! hey
pesek banguunnnn”
Setelah ku telaah dan ternyata panggilan pesek itu? penyebutan
huruf R yang samar samar?. Iya! suara yang begitu ku kenal “ aaaa sial, dasar cadel.
Kamu merusak mimpi indahku” gerutu ku sambil teriak dari dalam kamarku.
“cepaaat buka pintunya, aku
pengen ajak kamu keluar nih” sahutnya dari balik pintu kamarku.
Ku lepaskan selimut hangatku dan beranjak berjalan menuju
pintu dengan mata setengah terbuka
“clkleek” suara pintu kamarku terbuka. Dan tanpa aba aba
apapun dia berteriak di telingaku “pesekkkk! Ini kamar atau kapal pecah sangat
berantakan” amuknya sambil menarik hidungku yang hanya seperempat mancung
,lantas saja dia selalu memanggilku pesek.
Dia adalah “RAKA ANUGRAH DINATA” biasa dipanggil Raka, dia
sahabat ku . cadel adalah panggilan akrab ku untuknya, karena memang dia tidak
bisa menyebutkan huruf R dengan benar. Aku berteman dengannya dari semenjak aku
TK hingga sampai saat dimana kita kini mengenakan seragam putih abu abu. Rumah
ku dengannya juga bersampingan, tak heran jika kita selalu menghabiskan waktu
bersama, orang tua ku dan orang tuanya juga berteman akrab.
“aaa raka raka sakit,lepasin” gerutu ku terhadapnya yang
masih menarik hidungku,karena tak suka melihat kamarku berantakan. raka memang
selalu begitu, ia tak suka melihat kamar yang berantakan, untuk itu setiap ia
datang menemuiku dirumah dia selalu membersihkan kamarku, ya setidaknya aku
bisa lebih bersantai. Walaupun sebenarnya aku tak tega terhadapnya.
“sudah cepat kamu mandi dulu sana,biar aku beresin kamar
kamu” pintah raka
“bener nih? Yaudah tunggu ya” jawab ku kepadanya sambil
kutarik hidungnya yang mancung ,lalu aku bergegas mengambil peralatan mandiku.
sesudah mandi dan berganti pakaian, aku pun
kembali ke kamarku, ternyata raka masih disana dan kudapati ia sedang tertidur
pulas di sova kamarku, mungkin karena ia kelelahan terlalu lama menungguku
selesai mandi dan membereskan kamarku tadi.
Ku lihat di tangannya ia memegang bingkai yang sengaja ku
pajang dikamarku, dalam bingkai tersebut ku pajang fotoku dan dia, ku ambil
bingkai tersebut lalu ku letakkan di tempatnya semula.
Kemudian aku duduk disampingnya dan Ku pandangi wajah polosnya saat ia sedang tertidur, ia
begitu tampan. dengan mata sayu nya yang kini tertutup, hidungnya yang mancung,
dan “ahh tidak ,kenapa aku? Baru kali ini aku memuji dia sangat berlebihan
seperti ini. Coba saja kalau dia tau pasti dia akan GR” gerutu ku dalam hati.
“cadel bangunnn, katamu kamu akan mengajakku keluar!!”
omelku sambil mencubit lengannya pelan.
“ga jadi” jawabnya singkat dengan mata terpejam, mencoba
berkonsentrasi dengan tidurnya.
“uuh dasar ! kalau tau seperti ini aku ga mau bangun tadi”
kesalku sambil tengah mengadahkan kepalaku ke langit langit kamarku, melihat
gantungan gantungan burung origami dari kertas yang pernah ku buat bersama raka
saat masih SMP.
Aku kembali mengingat masa kecilku, saat usiaku masih 4tahun
dan dimana aku baru mulai mengenal raka.
Saat itu aku sedang berada di taman bermain yang tak jauh
dari rumahku, aku tengah duduk di ayunan sendiri. Aku sedang bersedih, karena
orang tua ku selalu keluar kota, aku selalu sepi dirumah ditinggal bersama
pembantu di rumahku yang biasa ku
panggil bibi. Bibi sangat perhatian
terhadapku, dia selalu memanjakan ku dia tak pernah membiarkan ku keluar
rumah sendiri ,apa yang aku inginkan selalu bibi turuti.
1 jam aku duduk sendiri di ayunan dengan mata ku yang
sembab ,terdapat sebuah aliran air kecil yang menelusuri
pipiku. aku menangis dengan sangat deras, tanpa ku sadari, anak lakilaki sebaya
ku datang memberikanku sebuah sapu tangan birunya, ternyata dia adalah tetangga
baru disamping rumahku. Yang tidak lain adalah raka.
Awalnya aku begitu kaget karena
kedatangannya yang tiba-tiba tapi beberapa saat aku terdiam, dan dengan
senyuman aku menerima sapu tangannya. raka tersenyum saat aku menerima sapu
tangannya. Saat itulah pertama aku berkenalan dengannya ,aku dan raka pun mulai
akrab dan ia sering mengajakku bermain kerumahnya bahkan mengenalkanku sebagai
sahabat pertamanya kepada orang tuanya.
“hoooaaammm” aku rasa aku mengantuk
setelah lama ku putar kembali memori masa kecilku bersama raka.
Ku lihat jam dindingku menunjukkan
pukul 1 siang, kemudian ku lirik raka
yang masih tetidur.
Aku pun tertidur lelap di pundak
sahabat ku itu.**************[next part2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar