Setelah lama tertidur, aku pun tersadar
dari alam mimpi kembali menuju alam nyataku, kurasakan hangatnya selimut
membalut tubuhku, sejenak aku terdiam dan menyadari raka sudah tidak
disampingku, mungkin ia sudah pulang. “dia menyelimutiku, baik sekali dia”
bisik ku dalam hati dengan penuh kekaguman.
Tiba tiba ponselku berbunyi ,tanda SMS
masuk. Segera ku baca isi pesan tersebut;
“ pesekkk, jadi kerumah aku kan?
Sekalian selsaikan pekerjaan novelmu yang belum selsai. Aku tunggu ya pesekku”
Setelah ku baca sms dari raka , segera
aku bersiap dan pergi kerumahnya.
Sampai disana akupun memanggilnya “
CADELLL JELEK” berulang kali dan yang keluar adalah mamanya ,mamanya menyapaku
“kinta sayang, cari raka ya?” Tanya nya
lembut.
“iya tante. cadel nya,,, eh salah
maksud kinta raka. raka nya ada tante?” ucapku sambil menggaruk kepala ku yang
sebenarnya tidak gatal.
“ada di kamar, masuk aja sayang” kata
mama raka
Aku pun berjalan menuju kamar raka,
belum sempat aku membukanya, raka sudah membuka pintu.
Raka kaget kemudian mengajakku ke
balkon rumahnya, seolah ia menyembunyikan sesuatu di kamarnya tersebut. Dia
selalu saja tidak mengizinkan ku masuk
kamarnya. Ini yang membuat aku penasaran.
Malam ini raka akan menemaniku
menyelesaikan ending dari novel buatanku,aku akan mengikuti lomba menulis di luar kota selama 1 minggu, jika aku menang
mungkin aku bisa 1 bulan disana karna nanti masih banyak yang musti di
urus.
aku suka menulis dan aku bercita cita
menjadi seorang penulis, raka selalu menyemangatiku, dia adalah orang pertama
yang selalu membaca cerpen cerpen buatanku. Raka memang sahabat yang setia, aku
beruntung bisa mengenalnya.
“raka, misalkan aku menang nanti ,pasti
aku bakal lama disana. Kamu bakal kangen aku gak?”
“iyalah, ntar ga ada manusia pesek yang
bisa aku tarik hidungnya” jawab raka mengejek
“ihhh rese deh” gerutuku sambil
cemberut
“jangan cemberut dong, ayok ikut aku”
sahutnya berusaha merayu dan menarik tanganku , mengajakku ke suatu tempat.
Ternyata raka mengajak ku ke taman,
tepat dimana 11 tahun yang lalu aku memulai persahabatan ku dengannya.
Aku tersenyum girang, rasanya memori
masa kecilku itu kembali terulang malam ini.
aku menoleh ke arah raka, raka tau maksud ku. Kami pun pergi ke tempat
ayunan tersebut. Aku duduk disana dan raka membantu ku mengayunkan ayunan
tersebut. Sungguh rasanya aku dan dia lupa bahwa usia kita sekarang 15 tahun,
terlalu lama terbuai dalam ingatan masa kecil.
Saat sedang asyiknya bermain, tiba tiba
hujan turun dengan tiba tiba, sangat deras.
Aku segera mengajak raka pulang, namun
ia tetap ingin disini. Ku lihat wajah nya yang memucat, tubuhnya mengigil baru
kali ini aku melihat keadaannya seperti ini.
“raka ayo kita pulang” ajakku
Namun dia menggeleng masih saja
bertahan di tempat itu
“kalau kamu mau pulang, pulang saja
sendiri tanpa aku, biar aku langsung pergi ” jawabnya datar
“jangan pergi” sahutku penuh
kekhawatiran. walau sebenarnya aku bingung dengan perkataannya
“jangan khawatir aku gak bakal pergi,
aku cuman pengen nikmatin hujan terakhirku sama kamu”
Aku bingung dengan perkataannya namun
tiba tiba saja aku langsung memeluknya. Aku malu aku takut dia akan
menertawakanku setelah ini. tetapi tidak sama sekali, dia membalas pelukanku
bahkan pelukan nya lebih erat. Aku bisa merasakan detak jantungnya yang
berdetak lebih cepat, begitupun juga aku, aku merasa nyaman berada dalam
pelukannya bahkan dinginnya air hujan pun tak ku pedulikan kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar