Ke esokan harinya, aku mulai
mempersiapkan barang barang ku selama di perlombaan nanti, hari ini aku
berangkat ditemani raka ke bandara. Lagi lagi orangtua ku masih saja sibuk
mengurus perusahaan barunya di singapure.
#Sesampai di bandara
“raka ntar mau oleh oleh apa?” tanyaku
“gak perlu kinta, aku cuman pengen kamu
bawa pulang kemenangan dan keberhasilan kamu, buat aku bangga” kata raka sambil
tertawa kecil dan kembali menarik pelan hidungku.
“pasti raka. Demi kamu dan untuk kamu
cadel” jawab ku gemas mencubit kedua pipinya
15 menit, pesawatku akan takeoff, dapat
ku lihat wajah raka seperti sangat berat melepas ku, seolah ia ingin berkata
sesuatu namun hanya tertahan di bibirnya.
“raka sebentar lagi pesawat ku take
off” ucapku padanya sambil bersiap siap
Raka segera berdiri di hadapanku, dan
menatap mataku dalam, tatapannya begitu teduh hingga aku rasanya ingin lebih
lama lagi menikmatinya.
“kinta, disana nanti aku gak ada, jadi
kamu harus bisa beresin kamar kamu sendiri,jangan manja. Dan ini buat kamu kinta
” ujar raka sambil memberikan sebuah kaset dvd, entah apa isinya.
Aku mengambilnya dan segera ku Tanya
“ini apa sih cadel?”
“pokoknya sebelum kamu menang dan
kembali kesini ,kamu ga boleh nonton itu dulu” ujar raka.
5 menit lagi pesawatku takeoff , raka
segera memelukku dengan erat. Dan tidak ku duga, dia mengecup keningku ini baru
pertama kali, perasaan ku tak karuan saat itu. namun aku segera menuju pesawat
dan jauh jauh semakin jauh ku melihat bayang raka dari hadapku.
************
1 bulan kini, aku berhasil menjadi
juara, aku senang sekali bisa menepati janji ku kepada raka , disana aku juga
bisa lebih belajar mandiri dan hari ini aku kembali menginjakkan kakiku di
kotaku tersayang.
Suasana
ini sangat ku rindukan .ku pejamkan mataku merasakan hembusan angin sepoi. Sambil Menarik koper yang ku bawa,
menengadahkan wajahku menatap langit biru yang indah.
“raka
aku datang” ucapku pada langit membayangkan jika raka masih menungguku membawa
kemenangan yang aku janjikan!
“aku
berhasil cadel…” aku bergumam penuh semangat kebahagiaan sambil memeluk fotoku
dan raka sahabatku, foto yang sangat berarti untuk ku “sekarang aku akan
menemui mu” sahutku berbicara dengan sosoknya yang terekam dalam sebuah foto.
Sesampainya
dirumah ,kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur empukku yang 1bulan lamanya ku
tinggalkan. Meraih album biru yang berada di laci samping tempat tidurku.
“kangen
aku gak cadel ?” Tanya ku lagi dan lagi melihat fotonya yang tengah mencubit
pipiku. Dan disana aku dan cadel tersenyum penuh kebahagiaan, ini adalah foto
favoritku.
Segera
ku bersiap menemui raka, ku simpan tanda penghargaan ku atas kemenangan yang ku
janjikan didalam tas biru ku. Benda benda koleksi ku kebanyakan biru, karena
itu adalah warna favorit ku dengan raka.
Aku
terburu buru tak sabar ingin melepas rindu terhadapnya, tapi tiba tiba angin
berhembus kencang masuk ke jendela kamarku membuat foto yang berada di meja
belajarku yaitu foto raka yang berdiri disamping fotoku terjatuh.
“rakaaa!”
tiba tiba aku meneriakkan namanya , dan mencemaskannya sangat cemas.
Aku
lari terburu . air mata ku tak dapat ku bendung lagi, ia mengalir sendiri
begitu deras. Kembali aku merasakan tangisan yang dulu saat aku di tinggal
orang tua ku pergi keluar kota. Dan saat itu hanya raka yang bisa menghapusnya,
semenjak aku mengenal raka ,aku begitu jarang mengenal air mata.
Tapi
sekarang yang di fikiran ku hanya raka raka dan raka . dimana dia, belum juga
aku tau bagaimana keadaannya aku sudah secemas ini.
“rakaaa”
teriakku saat tiba di depan gerbang rumahnya sambil mengusap air mataku
Ku
lakukan itu berulang kali dan tak ada jawaban. Tiba tiba seorang tetangga yang
melihat ku daritadi datang mendatangiku dan member tahu ku bahwa raka sakit,
semenjak sebulan yang lalu ia dirawat.
Berarti
semenjak kepergian ku bulan lalu dia sudah sakit? Aaah bodoh sahabat macam apa
aku.
raka
maafkan aku, jika aku tau akan seperti ini, aku tidak akan berangkat kemarin.
Aku bergegas menuju
rumah sakit yang di beritahukan tetangga ku tersebut. Sesampai dirumah sakit
segera ku cari kamar tempat dimana raka berada. Bebarapa menit mencari ,aku
rasa aku menemukan kamar itu ku buka pintu nya dan “rakaa!” langkah ku terhenti
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar